Blog
Sosialisasi Guru Penggerak Pendidikan Keluarga – Penguatan Sinergi Guru dan Orang Tua dalam PAUD HI
Bandung, 23 Okt 2021. Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, F2H mendapatkan kesempatan untuk memperluas program pendidikan keluarga melalui Program Organisasi Penggerak (POP) – program Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melibatkan peran serta organisasi kemasyarakatan (ormas) bidang pendidikan. Dalam program ini F2H mengajukan usulan “Guru Penggerak Pendidikan Keluarga – Penguatan Sinergi Guru dan Orang Tua dalam PAUD HI” dan diterima sebagai salah satu dari 42 organisasi kategori macan, dengan sasaran 21 sampai dengan 100 satuan pendidikan.
Sangat disayangkan sehubungan dengan pandemi COVID-19 penyelenggaraan kegiatan sempat tertunda, dan mengakibatkan perubahan cukup besar dalam hal anggaran serta waktu kegiatan. Akhirnya disepakati bahwa kegiatan pelatihan yang direncanakan hanya diizinkan secara daring, sehingga tim F2H harus mengubah total rancangan hingga anggaran program. Terlepas dari berbagai tantangan dan keterbatasan, sosialisasi program akhirnya dilaksanakan pada 21 Okt 2021 di Lombok dan 22 Okt 2021 di Bogor. Acara ini mengundang Dinas Pendidikan, Himpaudi, dan para kepala sekolah serta guru dari lembaga PAUD yang akan terlibat dalam program.
Membuka sosialisasi ini, dr. Lies yang menjelaskan mengenai inti usulan program F2H, yaitu Peningkatan Kapasitas Pendidik & Tenaga Kependidikan dalam Perkembangan Anak dan Interaksi. Prof. Anna Alisjahbana sebagai pendiri F2H menjelaskan mengenai peran guru PAUD sebagai agen perubahan. Garis besar materi yang dilatihkan kemudian dipaparkan oleh tim psikolog, yang terdiri atas Ibu Fanny Zefanya, Marissa C. Sulastra, dan Kori Dyah W. Pertemuan ditutup oleh tanya jawab.
Dari sosialisasi di Lombok maupun Bogor terkumpul beberapa pertanyaan, antara lain kemungkinan keterlibatan PAUD yang belum terpilih, peran Himpaudi, dan cara agar guru PAUD dapat mengubah sistem secara jangka panjang. Diterangkan bahwa PAUD yang saat ini terpilih merupakan hasil penunjukan dinas setempat, akan tetapi mereka yang terpilih akan kelak menjadi pelatih bagi PAUD lainnya, dengan Himpaudi sebagai mitra untuk transfer pengetahuan. Disebutkan juga bahwa guru PAUD akan mendapatkan pelatihan advokasi untuk mendapatkan dukungan dari desa.
Secara khusus penjelasan mengenai materi perkembangan anak menuai banyak pertanyaan tentang cara penanganan kasus di lapangan, antara lain anak yang kurang mandiri (tidak mau ditinggal ibunya), anak yang hiperaktif, dan anak berkebutuhan khusus. Tim psikolog menjawab secara singkat pertanyaan yang muncul, dengan catatan bahwa pembahasan lebih mendalam akan dilakukan pada saat pelatihan. Pertemuan ditutup dengan informasi mengenai kegiatan berikutnya, yaitu pengambilan data, konfirmasi data, dan pelatihan guru dan kepala sekolah PAUD, yang jika tiada halangan akan dilaksanakan November. Semoga!